Etiologi
Presinusoidal: Splenomegali, Sarcoidosis, Schistomiasis, Fibrosis hepar kongenital, fibrosis portal idiopatik, aktif hepatitis kronik,
Sinusoidal: Sirosis lama, hepatitis alkoholik
Postsinusoidal: sindrom Budd-Chiari, membranous IVC web, gagal jantung kanan, perikarditis konstriktif
Patogenesis
Peningkatan resistensi di Presinusoid
Peningkatan ini biasanya terjadi pada obstruksi pada vena portal utama atau vena di bawahnya. Di seluruh dunia kondisi ini terutama terjadi karena fibrosis annular pada venul portal intrahepatik karena pembentukan granuloma yang distimulasi oleh pengeluaran telur oleh Schistosoma mansonii yang hidup pada vena portal. Penyakit ini umumnya terjadi di Afrika dan Amerika Latin.
Peningkatan resistensi di sinusoidal (intrahepatik)
Peningkatan resistensi di sinusoidal merupakan satu dari dua faktor utama hipertensi portal yang dikarenakan sirosis. Penyempitan di sinusoidal dikarenakan tiga hal, yaitu (1) deposisi kolagen subendotelial di ruang Disse, (2) distorsi dari regenerasi nodul-nodul, dan (3) kontriksi yang disebabkan oleh rusaknya sintesis NO dan peningkatan sintesis dari endorelin oleh endotelium sinusoidal. Kompresi sinusoid dan venul hepatik oleh tumor primer atau sekunder merupakan penyebab lain.
Peningkatan resistensi di postsinusoidal
Peningkatan resistensi di postsinusoidal dapat terjadi karena tiga hal, yaitu:
o Penyakit Veno-oklusif
Obstruksi multi tempat pada venul hepatik kecil, bisa karena radiasi atau kemoterapi, atau juga karena racun.
o Sindrom Budd-Chiari
Obstruksi dari vena hepatik utama, atau pada vena kava inferior atau yang berada di atas hati. Trombosis, endophlebitis, congenital webs, kanker hati atau ginjal yang berkembang intravaskular.
o CHF bagian kanan yang parah
Meningkatkan tekanan arteri bagian kanan dan menghalangi vena return.
Diagnosis
Pada umumnya, pasien memiliki asites dan splenomegali, yang diikuti dengan tanda-tanda dari penyakit hati kronis. Akan tetapi, perlu diingat, bahwa semua prehepatik dan beberapa kondisi presinusoidal memiliki fungsi hati normal dan tidak ada asites. Kemudian, terjadi dilatasi vena-vena di abdomen khususnya di abdomen bagian atas, bisa juga terjadi caput medusa pada abdominal walaupun jarang. Tanda lainnya adalah terjadinya varises anorektal yang ditandai dengan perdarahan. Varises gastroesofagus dengan volum darah yang besar, hematemesis, melena atau hematosezia.
Manifestasi klinis utama dari hipertensi portal adalah perdarahan pada varises gastroesofagus, splenomegali dengan hipersplenism, asites, dan enselopati hepatik akut maupun kronik.
o Hipersplenism dan Pancytopenia
Karena tidak ada atau sedikit katup pada vena porta, peningkatan pada vena ini memengaruhi vena-vena dibawahnya, seperti pada spleen, gaster, dan usus. Kerusakan pada spleen menyebabkan kerusakan elemen sel darah, menyebabkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia.
o Post-systemic collateral
Common sites of portal-systemic collateral formation | |||
Location | Portal circulation | Systemic circulation | Clinical consequence |
| |||
Proximal stomach and distal esophagus | Coronary vein of stomach | Azygos vein | Submucosal gastroesophageal varices |
Anterior abdominal wall | Umbilical vein in falciform ligament | Epigastric abdominal wall veins | Caput medusae |
Retroperitoneal | Splenic vein branch
| Left renal vein
| Usually none
|
Anorectal | Middle and superior hemorrhoidal veins | Inferior hemorrhoidal vein | May be mistaken for hemorrhoids |
|
o Ensefalopati hepar
Karena terjadinya kolateral dari porta-sistemik, maka ammonia dan kompenen lain yang nitrogenous yang secara natural diabsorpsi oleh usus, menjadi tidak melewati hati tapi langsung ke otak sehingga menyebabkan gangguan neural.
o Sindrom hepato-renal
Kegagalan fungsi ginjal karena vasokonstriksi yang besar dari arteri aferen ginjal pada pasien sirosis dengan retensi cairan yang parah.
o Asites dan Edema
Peningkatan tekanan vena portal dan rendahnya tekanan onkotik plasma karena hipoalbunemia adalah penyebab utama terjadinya penimbunan cairan (asites).
o Spontaneous bacterial peritonitis
Peningkatan tekanan vena portal meningkatkan permeabiliatas dari membran kapiler usus. Dikombinasi dengan pertumbuhan overgrowth pada usus halus, sehingga meningkatkan tranlokasi bakteri dari usus ke organ lain melewati sirkulasi.
o Menurunkan Resistensi Pembuluh daarah intrahepatik
o Prekursor NO (contoh: isosorbide mononitrate)
o Mengblok reseptor angiotensin II & endothelin (Losartan, Bosentan)
o Kontriksi arteriol splangnik untuk menurunkan aliran vena portal
o Antagonis β-adrenergic (e.g. propranolol) – juga↓ heart rate
o Analog Splanchnic-selective vasopressin(Terlipressin)
o Menghambat vasodilatasi splangnik
o Menurunkan sinstesis NO yang dimediasi oleh eNOS
o Menghambat eNOS (N-nitro-L-arginine)
o ↓ pembentukan endotoxin di usus (Norfloxacin antibiotic)
o Menghambat reseptor CCK, VIP, dan glukagon (somatostatin analogue)
o Menurunkan volum intravaskular – Restriksi natrium, diuretik
o Mengkompresi sistem portal dengan mengalihkan darah ke sirkulasi sistemik
o Pembedahan shunt splenorenal atau porto-caval
o Transjugular intrahepatic porto-systemic shunt (TIPS)
1. Kasper DL, Braunwald E, Fauci A, Hauser S, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. McGraw-Hill Profesional, 2004. h. 1914
2. Lee SS. Portal Hypertension. [online] [Diakses tanggal 21 Mei 200]. Diunduh dari URL: www.gastroresource.com/.../14-11-pr.htm
3. Khan AN. Portal Hypertension. [online]18 April 2007 [Diakses tanggal 21 Mei 2008]. Diunduh dari URL: http://www.emedicine.com/Radio/topic570.htm
4. W. Volwiler, R.A. Willson, A.M. Larson, and J.D. Ostrow. Portal Hypertension. [online] [Diakses tanggal 21 Mei 2008]. Diunduh dari URL: www.uwgi.org/gut/liver_17.asp